BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode Gabungan (Mix
Methode) adalah pengkombinasian atau penggabungan antara metode kuantitatif dan
kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan objektif.
Jenis metode ini sangat
baik diterapkan terutama untuk meneliti masalah humaniora, yang memerlukan data
yang valid dan reliabel untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Dalam hal ini mencakup bidang pendidikan, hubungan masyarakat,
serta pemerintahan.
Masalah sosial
menyangkut bidang humaniora ini sering diteliti menggunakan metode kualitatif
yang dirasa kurang sempurna, penggabungan menggunakan penelitian eksak seperti
penelitian kuantitatif diharapkan dapat menyelesaikan masalah secara lebih
akurat nantinya.
Namun, dalam
pelaksanaannya mix methode ini masih jarang digunakan karena dalam
merupakan hal yang baru. Selanjutnya, peneliti juga harus menguasai metode
kualitatif dan kuantitatif dengan baik.
B.
Rumusan
Masalah
a) Apakah
pengertian dari penelitian gabungan?
b) Bagaimana
desain penelitian gabungan?
c) Bagaimana
teknik pengumpulan data pada penelitian gabungan?
d) Bagaimana
teknik analisis data pada penelitian gabungan?
e)
Apa saja Instrumen yang
digunakan dalam penelitian gabungan?
C.
Tujuan
a) Mengetahui
pengertian penelitian gabungan.
b) Mengetahui
desain penelitian gabungan.
c) Mengetahui
teknik pengumpulan data pada penelitian gabungan.
d) Mengetahui
teknik analisis data pada penelitian gabungan.
e) Mengetahui
instrumen yang digunakan dalam penelitian gabungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penelitian Metode Gabungan (Mix Methode)
Penelitian Campuran dikenal sejak Campbell dan Fiske
(1950-an) menggunakan metode multimethods dalam pengumpulan data dan penelitian
sehingga didapat kombinasi lebih baik
pada masalah dan pertanyaan penelitian. Penelitian
campuran adalah penelitian yang menggunakan dua metode yaitu metode kuantitatif
dan metode kualitatid dalam studi tunggal (satu penelitian)
Pendekatan penelitian campuran melibatkan
asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.
Penggunaan metode campuran sangatlah kompleks disamping mengumpulkan dan
menganalisis dua jenis data, tetapi juga melibatkan fungsi dan dua pendekatan
penelitan yang secara kolektif saling memberikan kekuatan penelitian secara
keseluruhan daripada penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian metode campuran ini lebih sering
digunakan dalam bidang humaniora. Alasan secara umum penggunaan metode campuran
dalam penelitian yaitu:
a.
Lebih memahami masalah penelitian dengan menggabungkan data kuantitatif
yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-perincian
deskriptif.
b.
Mengeksplorasi pendapat dan pandangan partisipan (kualitatif) untuk
kemudian dianalisis berdasarkan sampel berupa data angka (kuantitatif).
c.
Memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian
menindaklanjuti dengan mewawancari atau mengobservasi sejumlah individu untuk
membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah diperoleh
(O’Chathain, Murphy dan Nicholl, 2007)
d.
Mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok atau
individu yang diperlakukan tidak sebagaimana mestinya.
Creswell (2009) menyatakan bahwa “ Mixed Methods
Research is an approach to inquiry that combines or associated both qualitative
quantitative form of research”. Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan
penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif. (Sugiyono, 2013: 19)
Menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 20), metode
penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau metode
kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami
permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik
(bila dibandingkan dengan satu metode).
B. Desain
Penelitian Metode Gabungan (Mix Methode)
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 407)
mengklasifikasikan model utama metode kombinasi menjadi dua, yaitu model
sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran).
Model sequential (kombinasi berurutan) ada tiga macam, yaitu sequential
explanatory strategy (model urutan pembuktian), sequential exploratory strategy
(model urutan penemuan), dan sequential transformative strategy. Sementara itu,
model concurrent (kombinasi campuran) terdapat dua macam, yaitu concurrent
triangulation strategy (campuran kualitatif dan kuantitatif secara berimbang),
concurrent embedded strategy (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode
pertama), dan concurrent transformative strategy.
1.
Model Sequential
(Kombinasi Berurutan)
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 408)
menyatakan bahwa model kombinasi berurutan merupakan prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian
dari satu metode ke metode yang lain. Model kombinasi berurutan terdapat tiga macam,
yaitu:
a.
Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 409)
menyatakan bahwa sequential explanatory
strategy dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif
pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif
pada tahap kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan
pada tahap pertama.
b.
Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
Sequential
Exploratory Strategy sama dengan Sequential Explanatory Design, hanya saja cara kerjanya dibalik.
Pada model ini, tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap kedua
menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih berat pada metode
kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan
metode kuantitatif. Kelemahan dari Sequential
Exploratory Strategy adalah peneitian memerlukan waktu, tenaga, dan biaya
yang lebih besar. (Sugiyono, 2013: 410)
c.
Sequential Transformative Strategy
Model ini dilakukan dengan dua tahap
dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada setiap prosedur
penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau
kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif atau
kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal
penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali
masalah. (Sugiyono, 2013: 411)
2.
Model Concurrent (Kombinasi Campuran)
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 411)
menyatakan bahwa model Concurrent merupakan prosedur penelitian dimana peneliti
menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang
komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Model kombinasi campuran ada
tiga macam, yaitu:
a.
Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif
secara Berimbang)
Model ini merupakan model yang
paling familiar diantara enam model dalam mixed methods. Dalam model concurrent triangulation ini peneliti
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersam-sama, baik dalam
pengumpulan data maupun analisis data. Kemudian membandingkan data yang
diperoleh, untuk selanjutnya dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan
dan dibedakan (Sugiyono, 2013: 411).
Sugiyono (2013: 412) menyatakan
bahwa dalam model ini penelitian dilakukan dalam satu tahap tetapi dengan
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Idealnya
bobot antara metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam penelian
adalah seimbang, namun dalam prakteknya metode yang satu bobotnya lebih tinggi atau
lebih rendah dari metode yang lain. Penggabungan data dilakukan pada penyajian
data, interpretasi, dan pembahasan.
b.
Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua
Memperkuat Metode Pertama)
Model Concurrent Embedded merupakan metode
penelitian yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif secara simultan/bersama-sama (atau sebaliknya), tetapi bobot
metodenya berbeda. Pada model ini ada metode primer dan metode sekunder. Metode
primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder
digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode
primer. (Creswell dalam Sugiyono, 2013:
412)
c. Concurrent
Transformative Strategy
Seperti halnya dalam model sequential transformative, pada model concurrent transformative ini peneliti
juga dipandu dengan menggunakan teori perspektif baik teori kuantitatif maupun
kualitatif. Teori perspektif ni seperti: critical
theory, advocacy, participatory research or a conceptual or theoretical
framework. Model ini merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua
metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu
yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan
dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama,
menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama). (Creswell dalam
Sugiyono, 2013: 412-413)
C. Pengumpulan Data dan Analisis Data
1)
Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
Tahap awal
adalah dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif. Pengumpulan data
dilakukan pada populasi atau sampel tertentu menggunakan instrument yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan analisis data
kuantitatif. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dan
menguji hipotesis yang telah diajukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan
data dan analisis data kualitatif. Setelah data dari metode kualitatif sudah
terkumpul dan kemudian dianalisis.
Setelah
pengumpulan data dan analisis data pada metode kuantitatif dan kualitatif
selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kuantitatif dan
kualitatif, dimana data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada
tahap pertama dan data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada
tahap kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah
kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.
(Sugiyono, 2013: 449).
2)
Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
Tahap awal
adalah dilakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, kegiatan pengumpulan data lebih banyak dilaksanakan
secara bersamaan. Jadi peneliti melakukan pengumpulan data, analisis data,
sekaligus melakukan pengujian kredinilitas data dengan teknik trianggulasi.
Proses pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian kualitatif dapat
menggunakan model yang dikembangkan oleh Spradley atu Miles and Huberman.
Analisis data yang dikembangkan Spradley adalah analisis domain, taksonomi,
komponensial, dan tema kulturan. Sedangkan analisis menurut Miles and
Huberman bersifat interaktif yaitu, data collection, data reduction, data
display, conclutions (Sugiyono, 2013: 478).
Pengumpulan
data kuantitatif ditujukan untuk membuktikan hipotesis, maka diperlukan
instrument penelitian. Instrumen tersebut harus terlebih dahulu diuji validitas
dan reliabilitasnya. Setelah terbukti valid dan reliable, maka instrument
tersebut selanjutnya digunakan untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya
adalah analisis data kuantitatif. Analisis tersebut ditujukan untuk membuktikan
hipotesis yang ditemukan dari penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013: 487).
Setelah
pengumpulan data dan analisis data pada metode kualitatif dan kuantitatif
selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kualitatif dan
kuantitatif, dimana data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada
tahap pertama dan data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada
tahap kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah
kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.
3)
Sequential
Transformative Strategy
Model ini
dilakukan dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada
setiap prosedur penelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan
proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk
menggali masalah. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan analisis data
metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan
pengumpulan data dan analisis data dengan metode kualitatif atau kuantitatif.
(Sugiyono, 2013: 411)
4)
Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif
secara Berimbang)
Metode
kombinasi model concurrent triangulation merupakan
metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif secara seimbang. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan
data dan analisis data.
Dalam model
ini pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
dengan menggunakan dua metode sekaligus. Setelah data terkumpul dan telah
dianalisis menggunakan dua metode tersebut, selanjutnya dapat dibuat kesimpulan
apakah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling memperkuat, memperlemah, atau bertentangan
(Sugiyono, 2013: 499).
5)
Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua
Memperkuat Metode Pertama)
Dalam model Concurrent Embedded ini terdapat dua
model penggabungan metode. Pertama, kualitatif dan kuantitatif, dimana kualitatif
menjadi metode primer dan kuantitatif menjadi metode sekunder. Kedua,
kualitatif dan kuantitatif, dimana yang menjadi metode primer adalah
kuantitatif dan metode sekundernya adalah kualitatif.
Pada medel
ini, peneliti dapat mengumpulkan data dua macam yaitu kuantitatif dan
kualitatif , atau sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang
bersamaan, dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama.Teknik
pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan instrument yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya kepada sampel penelitian. Untuk
melengkapi data kuantitatif tersebut, agar lebih luas, mendalam, dan bermakna,
maka peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif (Sugiyono, 2013: 558).
Setelah
pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data yang
digunakan untuk metode kuantitatif adalah dengan statistic, sedangkan untuk
metode kualitatif adalah analisis kualitatif. Sementara itu untuk data yang
dikombinasikan dengan analisis statistic dan analisis kualitatif.
6)
Concurrent Transformative Strategy
Pada model concurrent transformative, peneliti juga
dipandu dengan menggunakan teori perspektif. Pengumpulan data dan analisis data
dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama untuk dua metode
sekaligus. Penggabungan data dapat dilakukan dengan mencampur dengan bobot
sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama.
D. Instrumen
Penelitian Gabungan
Instrumen Penelitian
a)
Penelitian Kuantitatif
Instrumen
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam.
Instrumen ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya. Variabel dalam ilmu
alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel suhu maka
instrumennya adalah thermometer, variabel panjang maka instrumennya mistar
(meteran) dll. Instrumen-instrumen tersebut mudah didapat dan teruji
reliabilitasnya, kecuali yang rusak dan palsu.
Instrumen
dalam penelitian pendidikan memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, seperti instrumen untuk mengukur motif
berprestasi, (n-nach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan
lain-lain.
Instrumen-instrumen
dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas analisis reliabilitasnya,
tetapi bila digunakan utuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak
valid dan reliabel lagi. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena sosial
itu cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya. Untuk itu maka
peneliti-peneliti dalam bidang pendidikan instrumen penelitian yang digunakan
sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Contoh
Judul penelitian dan instrumen yang dikembangkan:
“GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH”
Judul
tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing masing
instrumennya adalah:
a. Instrumen
untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b. Instrumen
untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c. Instrumen
untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
b) Penelitian
Kualitatif
Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya
terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi
validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti uneuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.
Peneliti kualitatif
sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumer data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Menurut Nasution (1988)
peneliti sebagai instrumen penelitian t=serasi untuk penelitian serupa karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti
sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
2. Peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap
situasi merupakan keseluruhan
4. Suatu
situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahhuan semata.
5. Peneliti
sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh
6. Hanya
manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera seagai balikan untuk
memperoleh penegasan, perubahan, dan perbaikan atau pelakuan.
7. Dengan
manusia sebagai instrumen, respon yang anaeh, yang menyimpang justru diberi
perhatian.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode gabungan (Mix Methode) adalah pengkombinasian atau penggabungan
antara metode kuantitatif dan kualitatif ini digunakan secara bersama-sama
dalam suatu penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
reliable dan objektif.
Desain metode gabungan ada 2 yaitu:
1) Model Sequential
(Kombinasi Berurutan)
a.
Sequential
Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
b.
Sequential
Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
c.
Sequential
Transformative Strategy
2)
Model Concurrent (Kombinasi Campuran)
a.
Concurrent
Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif
secara Berimbang)
b.
Concurrent
Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode
Pertama)
c.
Concurrent
Transformative Strategy
Teknik Pengumpulan dan analisis data juga ada beberapa
macam cara. Maka dalam melakukan penelitian menggunakan metode gabungan
hendaknya disusaikan dengan penelitian kita.
Metode gabungan sangatlah baik diterapkan dalam suatu
penelitian karena dua metode, yaitu kuantitatif dan kualitatif dijadikan satu.
Sehingga peneliti harus menguasai kedua metode tersebut. Hal ini akan
menghasilkan sebuah penelitian yang sempurna dan saling melengkapi yang
tentunya teruji validitas serta realibiliyasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2013.”Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono.2015.”Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
http://aryadilintuman.blogspot.co.id/2015/11/metode-campuran-mixed-method.html